Bunda,
Bunda bilang aku bisa menulis, aku akan membuat baaanyak sekali tulisan. Ya, berbagai macan tulisan. Cerpen, puisi, esei, berita dan yang lainnya. Bunda selalu bilang kalau aku punya bakat penulisan yang jarang dimiliki oleh para penulis sekarang. Aku percaya bunda, bukan hanya karena bunda adalah seorang wartawan dan penulis yang hebat. Tulisan bunda yang lugas, teliti, kritis, kreatif, tegas, dan memiliki jiwa pada setiap katanya. Tapi, juga karena bunda adalah bunda yang tidak pernah membiarkan anaknya menyerah pada keuputusasaan. Aku ingin seperti bunda, bisa membuat tulisan yang berarti sebanyak-banyaknya.
Bunda, sekarang rasa putus asa itu datang. Bagaimana aku mampu menulis. Jika aku yang sekarang tidak memiliki tangan. Kakiku tak bisa digerakkan. Aku seperti mayat hidup bunda. Bunda pergi sebelum bunda menjawab pertanyaanku. Mengapa kita harus menulis bunda? Dan sekarang bertambah pertanyaanku, bagaimana caranya aku menulis bunda?
0 komentar:
Posting Komentar