Pemimpin adalah sosok yang mampu atau bisa memimpin, mengayomi, membimbing apa yang dipimpinnya.
Dasar kepemimpinan adalah dari inti sanubari sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Menerima amanat dari yang mereka dipimpin berarti : mencintai, memerhatikan kepentingan-kepentingan mereka, mengabdi, mendahulukan mereka yang dipimpin dari pada kepentingan sendiri atau kepentingan kantong sendiri. Faktor penting yang sulit ditemukan pada figur pemimpin-pemimpin sekarang ini.
Siapapun bisa menjadi pemimpin asal memenuhi syarat, karena menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah dan yang pasti memiliki tanggung jawab yang besar atas apa yang akan dilaksanakannya, saat pelaksanaannya dan setelah pelaksaannya. Kita pun sudah menjadi seorang pemimpin. Ya, memimpin diri sendiri. Saat tubuh merasa tidak sehat, tubuh meminta kebijakan kita untuk memberinya istirahat setelah kita menggunakan tubuh kita sampai tubuh itu merasa kurang atau tidak sehat.
Pemimpin kecil, pemimpin besar, pemimpin di daerah, pemimpin di ibukota, pemimpin partai, pemimpin organisasi, pemimpin pemuda dan pemudi, pemimpin pemerintahan, pemimpin negara. Dan preman pun mempunyai pemimpin. Apa jadinya jika suatu kelas/ organisasi/ forum/ perkumpulan /kantor /pemerintahan /negara tidak memiliki pemimpin? Sistem rencana dan pelaksanaannya pasti tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak ada orang yang mampu untuk mengatur, membimbing, serta mengayomi.
Seperti apakah sosok pemimpin itu, apakah hanya manusia saja yang menjadi pemimpin? Lalu bagaimana dengan kalimat berikut :
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Kalimat ini menyatakan, bahwa bukan hanya manusia yang bisa memimpin manusia. Melainkan kebijaksanaan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri, untuk mengingatkan bahkan mengendalikan emosional dan keegoisan manusia yang kadang lupa hakikatnya sebagai masyarakat yang dipimpin atau seseorang yang memimpin.
Harus memimpin pelaksanaan dari pada dasar-dasar rencana pelaksaan. Karena yang dipimpin bukanlah perencanaan yang dibuatnya baik dibuat sendiri atau bersama-sama, tetapi pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan.
Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan , yaitu saat kita akan memilih seorang pemimpin. Kita harus mengetahui bukan hanya pengetahuan serta pemahaman mengenai apa dan siapa saja yang akan dipimpin, tetapi juga kemampuan pelaksaannya dari si calon pemimpin itu agar kita tidak salah memilih pemimpin.
Dasar kepemimpinan adalah dari inti sanubari sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Menerima amanat dari yang mereka dipimpin berarti : mencintai, memerhatikan kepentingan-kepentingan mereka, mengabdi, mendahulukan mereka yang dipimpin dari pada kepentingan sendiri atau kepentingan kantong sendiri. Faktor penting yang sulit ditemukan pada figur pemimpin-pemimpin sekarang ini.
Siapapun bisa menjadi pemimpin asal memenuhi syarat, karena menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah dan yang pasti memiliki tanggung jawab yang besar atas apa yang akan dilaksanakannya, saat pelaksanaannya dan setelah pelaksaannya. Kita pun sudah menjadi seorang pemimpin. Ya, memimpin diri sendiri. Saat tubuh merasa tidak sehat, tubuh meminta kebijakan kita untuk memberinya istirahat setelah kita menggunakan tubuh kita sampai tubuh itu merasa kurang atau tidak sehat.
Pemimpin kecil, pemimpin besar, pemimpin di daerah, pemimpin di ibukota, pemimpin partai, pemimpin organisasi, pemimpin pemuda dan pemudi, pemimpin pemerintahan, pemimpin negara. Dan preman pun mempunyai pemimpin. Apa jadinya jika suatu kelas/ organisasi/ forum/ perkumpulan /kantor /pemerintahan /negara tidak memiliki pemimpin? Sistem rencana dan pelaksanaannya pasti tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak ada orang yang mampu untuk mengatur, membimbing, serta mengayomi.
Seperti apakah sosok pemimpin itu, apakah hanya manusia saja yang menjadi pemimpin? Lalu bagaimana dengan kalimat berikut :
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Kalimat ini menyatakan, bahwa bukan hanya manusia yang bisa memimpin manusia. Melainkan kebijaksanaan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri, untuk mengingatkan bahkan mengendalikan emosional dan keegoisan manusia yang kadang lupa hakikatnya sebagai masyarakat yang dipimpin atau seseorang yang memimpin.
Harus memimpin pelaksanaan dari pada dasar-dasar rencana pelaksaan. Karena yang dipimpin bukanlah perencanaan yang dibuatnya baik dibuat sendiri atau bersama-sama, tetapi pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan.
Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan , yaitu saat kita akan memilih seorang pemimpin. Kita harus mengetahui bukan hanya pengetahuan serta pemahaman mengenai apa dan siapa saja yang akan dipimpin, tetapi juga kemampuan pelaksaannya dari si calon pemimpin itu agar kita tidak salah memilih pemimpin.
2 komentar:
hmmmmm,,,seorang pemimpin nih ceritanya....hahahaha...lg buka blog di laptop temen.....miss you ka...haha:P
miss u too...
mau telpon kamu, kk lupa klo hp nya ad sm abang.
kemarin habis makan nasgor emak sam abang, hehe... tp rasanya hambar.
face abang bener cape bgt, cian dah.
Posting Komentar