Ia pun bersenandung Aha,,, selalu saja burung akan mengenal sesama burung!!! Tapi nuri burung yang memiliki sayap, sedang aku, si judas ini, merelakan patahnya sayap untuk memahami arti kebebasan. Aaaarrrgggghhh.... Kenapa? Aku gembira dalam penjara! Maksudnya? Bahwa aku sedang berselimut, tapi bukan karena dinging, melainkan takut... Tapi aku mendengar cahaya bersuara dalam gelap gua Kau selalu mampu lahirkan kata, meski dalam keadaan tak terduga. Sekalipun itu penjara, kau masih masih bisa merasa bebas sebebas yang kau rasa. Nah,aku pun bertanya kepada ahmad, yang mengajariku, "mengapa kau tak diajarkan menyelami kata, sedangkan Isqak telah berjalan di larut malam?" Mengapa tak kau tanya pada dirimu sendiri, karena mereka diri yang berbeda. Karena dalam diriku aku pun ahmad. maka sebenarnya aku telah bertanya kepada diriku sendiri. Dan aku merasakan rasa takutnya, dalam gua, melihat wujud cahaya berpendar gemilang. Gua itu hanya menjadi tempat indah utk seluruh ketakutanmu. Sedang di luar sana masih banyak tempat yang belum pijak. Dan akan lebih banyak kau hasilkan langkah menuju yang kau mau. Sampai kapan setia dengan gelapnya gua, cahaya pendar itu lahir dari nurani hati yang ingin bebas. Bebas berpendar, bebas gemilang, bebas mencari tempat bias. Dalam gelap gua itulah ahmad mengetahui arti dari terang, sehingga ia pun bersedia membawa obor yang benderang. Seperti halnya, bahwa kita mesti pernah merasa sakit hati, kecewa, dan sedih untuk dapat mendapatkan kembali kegembiraan kita. Begitu pula kita mesti merasakan perpisahan untuk dapat mengerti makna pertemuan. tapi, aku pun akan sendiri, dan atau kembali menanti sendri itu.
Jumat, 28 Januari 2011
Judas dan Tyas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar