Minggu, 29 April 2012

Sisi Langit yang Lain (1)

Banyak pasang mata yang telah terkatup, jauh dari pelukan bunda, relakan hati jua pikiran
Kucoba menggores lelah, tiba-tiba jenuh hadir jadi peluh
Penaku masih saja menari
Bersama jutaan kata yang melayang, yang belum dikandagkan pada kertas lepas identitas
Di sudut ruang itu, seringkali hadirkan tawa antara kantuk yang meraja
Sejenak terjaga kemudian terkatup pula akhirnya
Ada yg memutar-mutar tubuhnya atau sekedar membalik resah kanan-kiri sepotong diri
Ada deru nafas memburu, bersahutan dengan derik jangkrik yang mungkin sedang kedinginan di luar sana
Titah do'a tutup hariku, tapi di luar sana sepintas kudengar roda berputar menghantam kerikil-kerikil jalan
Kujadikan saja satu nada alunan kesemua waktu tiap detik yang kujaga

Selamat malam, Cinta.
Pudarnya ku rengkuh jauh. Terangnya dalam masa kenang.
Bintang antarkan harapan tiap lembar do'a untuk semesta.



Bukan puisi, hanya sebuah catatan.
"Akan Kau Namakan Apa Rasa Ini?" 

Catatan Tsurayya
Sukabumi

0 komentar: