Minggu, 29 April 2012

Cerita 2

Ada kesungguhan yang terkadang tidak kita mengerti. Juga tentang isi hati yang tidak ingin orang lain tahu. Dalam kehendak pengaharapan jauh dari rekonstruksi manipulasi kata. Diri ini terbiasa membungkam suatu makna dalam diam. Entah apa kata orang itu memendam, sebisa rasa biarkan saja. Toh, tidak melulu dimengerti juga tidak ingin diketahui. Ada kalanya ingin sekali membagi langit mendung dan setelahnya membagi pelangi dan seperti halnya diri yang bukan apa-apa. Sesekali mengintip langit dari "jendela tanpa pigura" kataya. Seketika kusibakkan dingin lalu mengulurkan pandangan ke sana. Pikiran membenam ribuan tanya, membuka buku-buku alam untuk mengartikan tapi lain cerita. Ini bukan tentang keilmuan semata melainkan ada makna dalam rahasia. Sebelum fajar menyapa atau hilang tinggal kenangan. Apa yang sesungguhnya hendak kau katakan? memberi petuah, yang seperti apa?

"Hidup ini tidak pernah bisa dimengerti kecuali kita mempelajari sejarah untuk menerka masa depan dan manusia adalah bagian dari alam".

Apa karena banyak harapan menggantung di langit. Apakah salah satunya milikmu? Atau mungkin milikkku? Mereka terlihat tak biasa. Seperti akan jatuh. Lalu lahir pengharapan baru. Begitukah?


_kolong langit_
Tsurayya Utami

0 komentar: